Setiap orang, setiap harinya, pasti menghasilkan sejumlah sampah baik sampah organik maupun non organik. Kebanyakan dari kita hanya peduli sampai tahap “sampah lenyap dari rumah”, tapi acuh mengenai bagaimana akhir perjalanan sampah yang kita hasilkan. Ke TPA? Ke sungai? Ke kebun? Ah! Yang penting lenyap dari pandangan mata.

Masyarakat era sekarang tidak bisa begitu saja menutup mata terhadap permasalahan sampah. Lambat laun, sampah seolah jadi boomerang. Menumpuk, berbukit-bukit. Pemerintah terpaksa terus mengekspansi lahan Tempat Pembuangan Akhir. Tinggal menunggu waktu, sampah akan berbalik mengancam keselamatan manusia jika cara pengelolaannya tidak mengalami perubahan berarti. Bencana alam seperti banjir, longsor, pencemaran air, penyebaran penyakit dan ancaman lainnya kerap terjadi dan akan sangat mungkin terjadi lagi.

Bank Sampah, kini menjadi salah satu solusi untuk mengefektifkan dan mengefesiensi pengelolaan sampah skala rumah tangga. Organisasi sosial yang juga sekaligus organisasi nirlaba ini makin terasa dibutuhkan keberadaannya. Sebagai solusi untuk memilah dan mengelola sampah dari sumbernya, juga media untuk mengedukasi masyarakat mengenai prinsip “Sampahku, Tanggung Jawabku.”

Apa itu Bank Sampah?

Bank Sampah adalah sebuah alur atau manajemen pengelolaan sampah khususnya sampah anorganik sejak dari sumbernya (rumah tangga) yang dikelola secara kolektif dan sistematis hingga manfaatnya bisa dirasakan kembali oleh sumbernya (nasabah bank sampah) dan tercatat hasilnya (Kg dan Rp). Bank sampah bertujuan untuk mereduksi sampah yang dihasilkan masyarakat secara terintegrasi sebagai bagian dari mata rantai siklus sampah anorganik.

Lalu, bagaimana cara mendirikan Bank Sampah?

Berbeda dengan bank pada umumnya, Bank Sampah menerima tabungan dalam bentuk sampah dan menghasilkan  saldo berupa rupiah. Namun, buang jauh-jauh pemikiran rumit tentang cara mendirikan bank sampah. Just do it dengan 8 langkah simpel berikut ini :

1. Siapkan calon anggota yang punya visi misi yang sama dalam membenahi lingkungan. Karena segala yang dari hati, hasilnya maksi.

2. Bentuklah struktur organisasi

3. Tentukan nama bank sampah

4. Tentukan hari penimbangan

5. Tentukan lokasi penimbangan

6. Siapkan timbangan dan pembukuan

7. Izin pemerintah setempat dan buatlah Surat Keputusan Bank Sampah

8. Sosialisasi Bank Sampah ke masyarakat

Struktur organisasi Bank Sampah

1. Ketua (Bertugas untuk mengadakan hubungan keluar dan menjaga hubungan di dalam, mengawasi alur kerja bank sampah dan menerima tamu.)

2. Sekretaris (Membuat broadcast, surat menyurat dan bertanggung jawab atas tugas administrasi)

3. Bendahara (Membuat semua laporan terkait keuangan)

4. Checker dan Penimbang (Mengecek tabungan yang dibawa nasabah sebelum ditimbang, jangan sampai ada hal-hal yang mempengaruhi timbangan secara tidak proporsional)

5. Sortir (Mengklasifikasikan sampah yang ditabung nasabah agar mempunyai nilai jual lebih tinggi)

6. Penjual/ Marketing (Menghubungi pengepul, membuat nota penjualan untuk pengepul, dan membuat rekap Kg dan Rp penjualan)

7. Kreatif (Berinovasi dan membuat kerajinan daur ulang)

Buku yang harus disiapkan

1. Formulir Pendaftaran

2. Buku Tabungan Sampah

3. Buku Besar Tabungan Nasabah

4. Buku Besar Penjualan

5. Buku Kas

6. Buku Rekapitulasi

Alur kerja Bank Sampah

1. Nasabah datang dan registrasi oleh petugas

2. Tabungan di cheker lalu ditimbang

3. Petugas menulis jumlah tabungan di buku nasabah menurut jenis dan harganya

4. Petugas memindahkan buku nasabah ke buku besar

5. Petugas mengklasifikasikan sampah

6. Kemudian, menjual ke pengepul dengan mencatat di buku rekapan

7. Tim kreatif berinovasi membuat kerajinan daur ulang

Leave a comment